Pentingnya Bela Diri untuk Menepis Bullying

Posted: May 13, 2019 in Aktifitas, Berlatih Silat, Umum
Tags: , ,

Menyimak berita mengenai kasus bullying / perundungan atau kekerasan yang dilakukan anak-anak, remaja terhadap anak lain di sekolah yang sempat viral di media sosial beberapa waktu ini. Mengingatkan penulis kembali membuka arsip artikel mengenai Pentingnya Bela Diri untuk Menepis Bullying, yang dimuat di buletin Warta Bangau edisi April 2018 yang lalu. Dari beberapa sumber tulisan, tertulis manfaat beladiri bagi anak-anak, remaja antara lain yaitu;

  1. Memperkuat mekanisme perlindungan diri, seorang anak sebenarnya memiliki kesadaran alami melindungi diri, hanya tidak terolah. Latihan bela diri memperkuat mekanisme tersebut yang diarahkan untuk melindungi diri dari perbuatan tidak menyenangkan dari orang lain.
  2. Melatih daya motorik, latihan bela diri mempertajam daya motorik anak melalui latihan teknik. Dengan daya motorik yang terlatih, anak lebih sigap merespons tindakan orang lain.
  3. Memahami body language, dengan memahami bahasa tubuh melalui latihan teknik bela diri, anak dilatih kepekaan merasakan bahwa tindakan seseorang mengancam dirinya atau tidak.
  4. Memahami body mechanic, Body mechanic adalah pola gerakan tubuh. Dengan latihan bela diri anak terbiasa membedakan apakah tindakan seseorang berbahaya bagi dia atau tidak.

Apa itu motorik dan sensorik?

MOTORIK, perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Yang artinya, setiap gerak sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol dari otak. Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa sama, tergantung proses kematangan masing-masing anak. Nah, berbagai perubahan ini yang dikoordinasi oleh kematangan otak dan sistem saraf menghasilkan 2 (dua) keterampilan motorik, yaitu motorik kasar dan halus.

 

  1. Motorik Kasar, merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian, atau seluruh tubuh. Contohnya: berjalan, berlari, melompat dll.
  2. Motorik Halus, adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan atau anggota tubuh lainnya. Saraf motorik ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti bermain puzzle, menyusun balok dll.

 

SENSORIK, manusia juga mengandalkan beberapa indera mereka untuk menjalani pengalaman hidup dalam dunia sekitar mereka. Beberapa indera penglihatan, rasa, sentuhan, penciuman, pendengaran, memungkinkan setiap individu untuk menafsirkan lingkungannya, ini di sebut pemrosesan sensori. Pertumbuhan indera ini dikenal sebagai pengembangan sensorik. Pengembangan sistem saraf pusat dimulai dengan 7 indera:

  1. Gustatory (Inti Merasakan)
  2. Taktil (Sentuh/Meraba)
  3. Auditory (Mendengar)
  4. Visual (Penglihatan)
  5. Bau (Penciuman)
  6. Proprioception (Umpan balik dari otot dan sendi)
  7. Vestibular (Keseimbangan)

 

Perbedaan antara Saraf sensorik dan motorik?

  1. Saraf sensorik membawa impuls sensorik dari tubuh ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf motorik membawa impuls motorik dari sistem saraf pusat ke otot-otot tubuh.
  2. Saraf sensorik muncul dari neuron sensorik, sedangkan saraf motorik timbul dari neuron motorik.
  3. Saraf sensorik membawa impuls terhadap sistem saraf pusat, sementara saraf motorik membawa impuls dari sistem saraf pusat.

 

Secara fisiologis, sistem saraf secara terus menerus menerima ribuan informasi dari organ saraf sensori, menyalurkan informasi melalui saluran yang sesuain dan mengintegrasikan informasi menjadi respon yang bermakna. Proses sensorik diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu individu menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya adalah orientation, yaitu tahap dimana individu meperhatikan input yang masuk. Tahap berikutnya kita mulai mengartikan input tersebut (interpretation). Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap dimana otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini. Tahap terakhir adalah execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan terhadap input sensorik tadi. (William dan Anzalone, 1996).

 

Kurikulum Pelatihan Olah Gerakbadan

Jika di kurikulum pelatihan PGB Bangau Putih terdapat standar gerak, yaitu acuan materi pelatihan yang mencakup;

  1. Keterampilan & Olah Fisik
  2. Jalan Pendek
  3. Gerak Teknik
  4. Ambilan

Pada materi tersebut, secara tidak langsung anak dan remaja dilatih untuk mengenal badannya sendiri, mengolah motorik dan sensorik. Apa hubungannya kurikulum pembelajaran berlatih pada standar gerak dengan 4 (empat) manfaat berlatih beladiri tersebut? Berikut sedikit uraian yang dapat disampaikan, agar dapat dijadikan pertimbangan dan pengetahuan dasar tentang olah gerakbadan bagi orangtua untuk mengajak anaknya mengikuti pelatihan PGB Bangau Putihh.

Gerak Keterampilan & Olah Fisik, pada materi pembelajaran ini, lebih diarahkan pada pelatihan kelenturan, reflek, kesigapan dan stamina di badan. Di usia anak dan remaja, mayoritas akan mendominasi ketertarikan pelatihan ini, dikarenakan belum terkendala masalah kekakuan otot besar maupun otot kecil dan bahkan trauma kejadian yang pernah dialami. Peran penting pelatih disini, bagaimana menciptakan ruang agar muridnya merasa aman dan nyaman disaat melakukan berbagai gerakan keterampilan. Bahwa kemampuan keterampilan anak tidak serupa / sama; sampai sejauh mana pelatih dapat memotivasi muridnya untuk melakukan gerak keterampilan tersebut? Apakah pelatih dapat menakar kemampuan murid sesuai kemampuannya, dan apakah sudah maksimal olah gerak tersebut secara individu?

Murid diberikan pelatihan bagaimana berguling dan jatuhan yang tidak membuat cidera, tetapi justru menimbulkan antusias dan ketertarikan bagi murid untuk melakukannya. Murid menjadi suka dan merasa tertantang untuk melakukannya. Guling depan, belakang, samping serta jatuhan depan, belakang, samping menjadi media pembelajaran olah gerakbadan bagi murid untuk mengenal badannya. Yang setidaknya jika terjadi hal-hal diluar dugaan, badan dengan sendirinya akan merefleksikan dirinya karena sudah terlatih sebelumnya di lantai latihan, kalaupun jatuh atau terguling tidak terlalu fatal terjadi.

Jalan Pendek, pada materi pembelajaran ini, lebih diarahkan pada pelatihan motorik dan non-motorik. Bergerak kiri dan kanan. Tidak semua gerak jalan pendek dapat diaplikasikan untuk beladiri, tetapi ada beberapa gerak untuk kesehatan. Bagaima

martial art for kids

beladiri

na pelaku gerak ketika disebutkan nama gerakan dapat bergerak tanpa butuh waktu lama mengingat gerakan. Diperlukan daya tangkap yang luar biasa, dimana daya ingat (memory) di pikiran selanjutnya menyerahkan tugasnya ke daya gerak (memory) badan? Ini bisa terjadi ketika gerak dilakukan berulang-ulang oleh pelaku gerak.

Olah gerak jalan pendek memfungsikan anggota badan bergerak sesuai bentuknya, sudah ada patronnya. Pergerakan yang dinamis, antara anggota badan dimana dengan sendirinya, ketika daya gerak sudah terbentuk menjadi gerak untuk mempertahankan diri ketika ada ancaman atau gangguan dari luar badannya.

 

 

Gerak Teknik, pada materi pembelajaran ini, lebih diarahkan pada pelatihan disamping motorik dan non-motorik juga daya respon terhadap gerak ketika ada serangan pada diri pelaku gerak. Daya ingat dan daya gerak bersatu menjadi komposisi gerak yang juga membutuhkan interaksi langsung dengan sesama pelaku gerak. Gerak teknik ini mengajarkan pelaku gerak agar dapat me-“ruang” pada kesadaran bentuk dan posisi yang kokoh.

Ambilan, pada materi pembelajaran ini, lebih diarahkan pada pelatihan bagaimana proses menjatuhkan tanpa menciderai rekan latihan. Pada materi tahapan ini, tentunya pelaku gerak sudah diajarkan langsung cara jatuhan oleh pelatihnya, sehingga dalam praktik ambilan kemungkinan salah jatuh dan cidera sangat kecil terjadi. Banyak bentuk materi ambilan; baik dari depan, samping maupun belakang. Dengan tangan, kaki atau anggota badan yang lain, yang ke-semua-nya dilatih memberdayakan anggota badan secara kewajaran, tanpa melebih-lebihkan.

Olah gerak ambilan ini, memberikan pelatihan sikap dalam mengambil suatu keputusan. Bagaimana pelaku gerak menyikapi suatu tekanan tertentu yang mengancam dirinya, dan menyelesaikan ancaman tersebut tanpa membabi-buta, tanpa keraguan.

Dari tampilan fisik, sangat berbeda antara anak remaja yang berlatih beladiri dengan yang tidak berlatih beladiri. Sikap tubuh seorang anak yang berlatih beladiri lebih mencerminkan kepercayaan diri, enerjik, tidak mudah terjangkit sakit. Tentunya anak dan remaja yang melakukan pelatihan beladiri menjadi bukti nyata sanggup berinteraksi, bersosialisasi dengan lingkungannya, tidak asyik dengan dirinya sendiri melalui gadgetnya. Juga secara tidak langsung beladiri menjadikan anak dan remaja diajarkan berdisiplin dan bertanggung jawab. Mayoritas pelatih akan memberikan pengertian pada muridnya terutama pada anak dan remaja bahwa latihan beladiri bukan untuk menjadi jagoan, bukan untuk menjadi anak yang sombong dengan bekal ilmu beladirinya, tetapi seorang pelatih akan memberikan arahan untuk menggunakan ilmu beladiri sesuai kapasitasnya. Dari pengalaman melatih olah gerakbadan kelas anak dan remaja, tidak ada laporan murid menjadi beringas dan suka mengintimidasi temannya; karena disetiap pelatihan anak didik selalu dipantau langsung oleh pelatihnya dari sisi perilaku dan tutur kata; yang mana hal tersebut menjadi salah satu sumpah warga persatuan yaitu sanggup menjaga sopan santun.

Semoga bermanfaat!!!

 

Sumber:

https://idnterkini.blogspot.com/2017/04/mengenal-kemampuan-motorik-sensorik.html

= Tetap Berlatih walau Ruang dan Waktu Sempit =

 

(An)

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.