Bejo : “Ji… Kamu tidak kesal bergaul sama aku? Kok, rasanya aku saja yang bermasalah. Kayaknya kamu memang tidak punya masalah, yaaa.”
Puji : “Hmm.., pasti punya, Jo. Nobody’s perfect-kan?”
Bejo : “Apa coba contohnya?”
Puji : “Aku mudah percaya orang, jadi sering tertipu, Jo.”
Bejo : “Masa sih..? Tapi pasti kamu tidak bakalan tertipu sama aku. Kamu sepertinya sangat tahu aku, dan mana mungkin aku menipu kamu.”
Puji : “Hahaha.., Siapa bilang..?! Justru aku sering tertipu sama kamu, Jo. Aku pikir selama ini kamu naif. Ternyata….”
Bejo : “Hah?! Ternyata apa, Ji?”
Puji : “Hmmm.. Ternyata kamu bloon beneran…..!!! hahahaha ……!!!!!”
Bejo : “Pretzzzz..”
Puji : “Eitzzz, jangan salah… Justru itu yg membuat kamu disukai…”
Bejo : “Jadi kau menyukaiku ? Hayo ngakuuu!”
Puji : “Saraf…..”
Terkadang kita justru disukai atau tampak menarik dengan keterbatasan yg kita miliki. Meskipun kadang mengganggu, namun keterbatasan membuat kita sendiri maupun orang lain memiliki harapan untuk melakukan perbaikan, dan terjadilah interaksi.
Demikian pula interaksi kita dengan Tuhan. Jangan merasa canggung atau segan berinteraksi dengan-Nya, karena dalam kondisi apapun, Tuhan selalu dgn penuh sukacita menerima.
Karena Dia selalu suka bersama kita…
Selamat berinteraksi.
Posted by antosilat from WordPress for BlackBerry.
Silat sebagai Pembelajaran pada Kewajaran dalam Gerak 